Tuesday, February 3, 2015

re-run 6


Jarang sekali di jepang aku menemukan orang yang menggerutu dan cemberut. mereka semua sangat ramah, dengan sabar menerangkan ingredients di setiap masakan yang ingin kumakan, memastikan masakan yang aku mkan halal. kadang rasnya kyoto ini jepang  beraroma jogja. setiap sudutnya memberi rasa yang gak bakal aku lupakan. aku pasti akan sangat rindu tempat ini. sama sih seperti perasaanku padanya, gak akan pernah lupa bagaimana dylan membuatku gila, dan sekaligus memberikan pelajaran paling berharga dalam hidupku.


"menurutmu kenapa kita bisa bareng?" dylan menyentil jidatku ketika kami sedang duduk berhadapan dengan cup starbucks yang masih penuh.

"takdir tuhan." jawabku ketus

"takdir tuhan... hmmm, tuhan jahat sekali menakdirkan kita punya rasa tapi kita gak bisa jatuh cinta"

"jatuh cinta itu milik anak-anak" 

"cintaku juga sudah entah ada dimana? aku lupa. tapi aku tau aku punya rasa sama kamu "

"jadi? kita? apa? " aku mengacak poni dylan dengan gemas. 

"kamu sama aku, kita rasanya pacaran."

"rasanya?"

"yes.. its feel like i love you alexa" 

 dan  malam itu pertama kalinya dylan menciumku, ditengah-tengah ramenya starbucks, seperti 2 anak muda yang baru pertama kali pacaran. 





Eternity Chapter 2

Lengkingan suara Katy Perry membangunkan Natalie dari tidurnya, ringtone yang dia pasang untuk panggilan dari Maria dan Hana itu sedari tadi terus memekakkan telinganya. Natalie meraba meja disamping tempat tidurnya, meraih blackberrynya. 10 panggilan dari Hana, dan sebuah message. 
“SOS, aku rasanya mau mati…” 
“Shit!” umpat Natalie, yang bergegas berlari ke kamar mandi.
Tidak butuh lama bagi Natalie untuk sampai di depan kos Hana, bahkan Natalie sempat membeli fried chicken kesukaan Hana dalam perjalanan, taksi yang dinaikinya tadi mengebut gila-gilaan dijalanan. 
“HANA!! Buka pintu!” Natalie menggedor pintu kamar Hana.
Suara anak kunci diputar, cukup melegakan Natalie. Paling tidak temannya masih hidup dan belum mati. 
“Apa-apaan kamu bbm begitu? Gila! Mau copot jantungku dalam perjalanan kesini.” Natalie menepuk pipi Hana yang terkulai di ranjangnya.
“I’m sick Nat… I can’t face it…” Hana pun terisak lagi. Entah sudah berapa lama dia menangis, kami bertiga terakhir bertemu empat hari yang lalu. Melihat betapa kuyunya dia dan tatanan rambut nan acak kadut itu, sudah jelas menyiratkan Hana tidak ada kehidupan. Perempuan ini tidak bisa tidak tampil cantik, Hana always perfect. 
“Come on Han…” Natalie bergerak memeluk sahabatnya.
“I give everything Nat… everything.. everything that I have…” Hana mengulang-ulang terus kalimatnya. 
“Good girl, kamu akan baik-baik saja Han… believe me.” 
“I can’t live in here anymore Nat.. I can’t.. so many memories, bahkan bau parfumnya pun belum hilang dari bantalku Nat… masih ada jaketnya di balik pintu itu.. belum sempat aku cuci, dia bilang akan kembali Nat… dia bilang padaku akan kembaaliii!!!!” tangisan histeris Hana, membuat Natalie semakin erat memeluknya.
“Oke, bikinlah surat resignmu, nanti kusampaikan ke kantormu. “
Sejam kemudian, Hana mulai tenang. Natalie menatap wajah sahabatnya itu, Hana sudah mandi dan sedang makan fried chicken yang dibawanya. Hana nampak rakus memakannya, entah sudah berapa lama dia tidak makan, cinta berlebihannya pada paijo bun-bun itu membuatnya tampak bodoh bagi Natalie. Natalie adalah perempuan tanpa menye-menye, meskipun love life-nya juga sucks, Natalie sadar terkadang dia sendiri yang memilih kecemplung disana. 
Ponsel Natalie kembali berdering, dari ringtonenya, Hana mengenali siapa yang mencari Natalie.
“Aldi?”
“Uhm. Janjian mau ke proyek. Pergi dulu ya Han.. take care, nanti suratmu aku serahkan ke kantormu.”
“Thanks Nat…”
"Yeah, sekarang matilah kalau mau mati... Sudah mandi kan? Paling gak, kamu ditemukan dalam keadaan cantik seperti biasanya orang bertemu denganmu. Love you Han.. "
Hana tertawa, sudah cukup biasa dengan nada bicara Natalie yang cynical. Tapi Hana tahu, separah apapun pertengkarannya dengan Natalie, they have each other. 
----
Maria melamun di meja kerjanya, game facebook yang sedari tadi dimainkannya untuk mengalihkan perhatian, sudah tidak sanggup lagi mengalahkan gelisahnya. Diam – diam diminumnya bir, yang sudah dipindahnya ke gelas biasa. Memang dia akan digorok bosnya jika ketahuan bekerja sambil minum. Tapi, salahkan si boss bule itu yang menyimpan se krat bir di pantry sebagai suguhan jika ada relasinya datang. Maria hanya mencuri satu botol dan sudah separuh diminumnya sore ini. Maria bukan seperti Hana yang bisa mengumbar semua masalahnya di hadapan sahabat-sahabatnya. Maria jarang curhat, semua masalahnya ia telan sendiri. Bukan karena tidak mempercayai Hana ataupun Natalie yang sebenarnya sudah bersahabat dengannya sejak sekolah dasar, tetapi Maria berprinsip mengumbar kisahnya sama dengan mengumbar aibnya sendiri. 
Tepat pukul lima, maria beringsut berdiri dari mejanya, saatnya pulang kantor dan bertemu dengan sahabat-sahabatnya itu, ada rasa ingin meneriakkan semuanya pada mereka, tentang dia dan Rio. 
“Nat!” Maria menghampiri Natalie yang ternyata sudah menjemputnya di depan kantor.
“Yoo… “ Natalie mengayunkan langkahnya mendekati Maria.
“Darimana?” Maria menjajari Natalie, dan berjalan menuju coffee shop yang tidak jauh dari pusat perkantoran mereka.
“Meeting dengan klien, ada aldi juga tadi. Trus dia buru-buru balik ada latihan bulutangkis.” ujar Natalie.
"Nat, im broke up." 
"What?!! Apa lagi ini oh Tuhaaaan... Tapi.."
"Cukup Nat, dont ask! Dont ask... Jangan sebut namanya, jangan tanya kenapa dan mengapa. Aku hanya ingin pergi dari kota ini segera."
Natalie terhenyak, dua sahabatnya hanya dalam waktu seminggu semua patah hati. Dan memutuskan ingin pergi semua dari kota ini. Kota tempat mereka menghabiskan 10 tahun ini untuk mencari ilmu dan mencari nafkah disini. Semua menemukan cintanya disini, dan semua patah hati di kota ini. Natalie meredakan emosinya, sejenak dia teringat bahwa ada yang akan menantinya di bulan mei, sebuah perpisahan juga... Tadinya Natalie berpikir, akan ada kedua sahabatnya ini untuk melewatkan hari menakutkan itu.. Tapi sekarang? Melihat kedua wajah sahabatnya ini. Natalie yakin mereka tidak main-main dengan keputusannya. 
"Please dont tell Hana Nat... Let me tell her, but not now.."
Maria menatap Natalie, lalu berjalan mendahului natalie masuk ke coffee shop. Tiba-tiba Natalie merasa kesepian. Lebih sepi dari sebelumnya.
Bersambung .....

Eternity

Chapter 1

Every body has a movie in their life. Gila? Yeah inilah dunia. Gila itu bagian dari dunia ini, mau bertahan dengan segala hal yang diluar planningmu? Kamu harus bersiap untuk gila agar bisa melewatinya.
Seperti mereka, ketiga gadis di penghujung usia 20an yang sedang duduk berhadapan di sebuah coffee shop. Maria, bertubuh paling mungil dengan rambut yang bergelombang tergerai sexy melewati pinggang, meskipun paling berwajah imut, tetapi dari segi usia Maria adalah yang paling tua diantara mereka. Hana duduk disampingnya, si sensual itu berkali-kali mengecek make-upnya, memastikan tanpa cacat, extension hair model terbaru tergerai sempurna sampai bahu. Terakhir adalah Natalie yang tampak sibuk mengetik diatas ipadnya, dengan potongan rambut sebahu ala japan-style yang dengan percaya diri diwarnai merah, Look smart dan tegas.
“Nat! taruh itu benda.. atau kulempar nanti!” Hana membentak Natalie yang memang tidak bisa berhenti menyentuh ipadnya.
“Sebentar, masih bikin report. Penjualan bulan ini lumayan naik drastis, ini karena aku bertengkar dengan Aldi hampir di setiap minggu.” Ujar Natalie datar.
“Kalian gila, grafik bertengkar dan omzet penjualan kok dikaitkan. Kalian pasangan gak waras.” Omel Hana lagi, sambil meminum cappucinnonya.
“Memang selalu begitu ya Nat? bertengkar hebat? Lalu penjualan kalian meningkat?” Maria menyela kedua sahabatnya sebelum Natalie akan berbalik membalas Hana.
“Yah, begitulah it’s always happened. Kami kan pasangan gak waras!” dengan kesal Natalie memasukkan Ipadnya ke tas, tak lupa mengambil Marlboro menthol light yang selalu ada di tas hermesnya, segera dinyalakannya dan dihamburkan ke udara, setiap hembusan itu adalah masalah yang ingin Nat keluarkan dari dalam sesak dadanya.
“Aku gak meragukan kalian as a couple Nat.. tapi.. oh come on, dia harus menikahi perempuan lain Nat! leave him! Perjanjiannya untuk kembali padamu setelah bercerai itu bullshit!! “ sekali lagi Hana menceploskan kalimat yang membuat dada Natalie mencelos. Dan si pembuat onar itu tampak tak bersalah dan sedang asik memainkan blackberrynya
“Mar, ada kabar apa dari Rio?” Natalie mengalihkan perhatiannya pada Maria, yang gak lepas dai ponselnya sedari tadi. LDR yang dijalaninya dengan Rio hampir setahun ini cukup berat baginya.
“Dia, sedikit aneh. Aku bertengkar. Tapi.. ah sudahlah malas bicara tentang dia, bicara yang lain saja.” Maria meletakkan ponselnya, lalu memangku dagunya. Pandangannya nanar ke luar jendela.
“Paijoooooo!!!!” tiba-tiba Hana berteriak.
“Kenapa kamu ?” Maria yang kaget spontan memukul punggung Hana.
“How dare!! How dare he…. “ mata hana berkaca-kaca, sekejap tangisnya pecah. Natalie merampas blackberry Hana dan membaca pesan disana. Sebaris kalimat menakutkan dari love of my lifenya.
Bunbun
Mu, kita temenan aja ya… aku menyukai orang lain.

“Hana… “ Natalie meletakkan Blackberry Hana diatas meja, dengan gugup diambilnya lagi sebatang rokok dari tasnya. Sementara Hana menangis di pelukan Maria.
“He slept with me last week!!! How dare!!” Teriakan histeris dan tangisan Hana mengakhiri pertemuan mereka sore itu.
------------------------
Hana
Buat aku, Bun bun adalah segalanya. Impianku sederhana. Memiliki keluarga kecil bersamanya. Memasakkan makanannya, mengasuh anak-anak kami, menyambutnya sepulang kantor, melayaninya sebagai istri yang baik. Istri. Hanya itu cita-citaku being a wife. a housewife. Kisah desperate housewife itu terlalu lebay bagiku. Mana mungkin kamu akan desperate, jika memiliki keluarga kecil dan bahagia bersama orang yang kau cintai? Menghabiskan waktu bersama mereka, melihat mereka tumbuh dan kamu akan menua bersama kekasihmu. Simple, hanya sesimpel itu hidup yang kuangankan. Tiga tahun bersama, menghadapi kedua orangtuanya yang tidak pernah merestui hubungan kami, perbedaan keyakinan yang kami anut, wajah ibunya yang tidak pernah bersahabat, menusukku dari belakang dan mengadu kami berdua. Aku mengalah, setelah bicara dengan ibuku, ak pun berniat mengikuti keyakinannya, buatku Tuhan itu satu, dengan cara apapun kami berdoa itu tidak masalah. Tuhan itu baik, dia akan mendengar semua doa hambanya tanpa peduli dia berasal dari agama apa. Dan setelah semua itu? Buntelan kentut sialan itu mencampakkanku begitu saja, digantikannya aku dengan barbie yang lain. Buntelan kentut itu membawa semua impianku, setelah dia diterima sebagai pegawai pemerintah di sebuah departemen. Dia mencampakanku yang mendoakannya, memberinya dukungan, dan yang setia mengantar jemputnya disaat ujian masuk. Dadaku sesaaaak, sesak penuh amarah, egoku tersakiti.
MARIA
Salah kalau hanya Hana yang paling menderita di coffeeshop tadi. Sebelum kami bertiga bertemu, seharian ini aku stalking facebook Rio, dan menemukan foto profilenya bersama wanita itu. What the hell is going on!!! Aku mengambil banyaaaaaaaaaak resiko ketika memutuskan pacaran dengan pria yang 6 tahun lebih muda dariku ini. Dengan kesungguhannya saat itu, Rio membuatku mengalahkan logika. Setahun yang lalu, dia harus pulang ke Medan. Dengan berat hati kujalani Long Distance relationship ini. Menepis semua pikiran-pikiran buruk yang hinggap dikepalaku kalau ini semua gak akan berhasil. DAMN IT! 5 tahun kujalani ini, dengan usiaku yang sudah lebih 30 ini, dan aku harus patah hati? Tidak! Aku akan bertahan!! Dia gak akan sanggup tanpaku, dia pada akhirnya akan memilihku, dia hanya sedang nakal… nakal diusianya, kenakalan yang wajar. Aku harus sabar… aku akan sabar.
NATALIE
Bagaimana kamu membaca pertanda? Ketika yang disuguhkan padamu adalah banyak kemudahan dan keindahan, tidakkah kamu akan berpikir kalau itu semua adalah sebuah SIGN, tanda… tanda untuk sesuatu yang akan terjadi? Banyak kemudahan dan keindahan berarti pertanda untuk kebahagiaan, sedangkan banyak kesialan adalah pertanda untuk kesedihan. Tapi jangan salah membaca, jika salah… hal sepertiku yang akan didapat.
Aku mengira, segala kemudahan yang kuterima dari Tuhan ketika Aldi datang di kehidupanku adalah sebuah anugerah yang luar biasa. Dekat dia aku nyaman, dekat dia aku merasa dihargai, dekat dia aku merasa disayangi.
Tepat sebelum kalian tahu jika ternyata bisa mengerikan. Menurutmu? Mengerikan tidak, jika malaikatmu… laki-laki yang kamu pikir terbaiiiik didunia, Karena mau membersihkan muntahanmu ketika kamu mabuk, mau menungguimu ketika kamu sakit, menemanimu sepanjang malam menangis, cowok se sweeeet itu, tidak bisa kamu miliki karena keadaan. Jika tidak ada bisnis yang sedang kami bangun bersama ini, mungkin kami sudah tak bersama. Setiap kami bertengkar,omzet penjualan kami meningkat. Kami menyebutnya “pertanda”
Kami complicated, sama-sama tidak pernah menyampaikan dan mengakui saling tertarik, saling ingin menggenggam tapi kami memutuskan untuk tidak peka. Aku dan Aldi saling menjahati, bergantian melontarkan kata-kata sinis, yang selalu berakhir dengan bertatapan plus mata berair. Kami tidak bisa bersama, karenanya kami menepis jauh keinginan untuk bisa bersama. Terlalu panjang jalan yang harus kami lalui, dan semuanya gak mudah untuk dilewati. Kami hanya bisa menghitung waktu, berapa lama kami bisa saling bersisian. Bertengkar sudah menjadi rutinitas, tapi itu gak menghentikan kami untuk tidak saling bertemu. If I’m not wrong we really in love each other…
Bersambung…

intermezzo

yeaaah finally ditengah-tengah proyek tulisan re-run aku malah ada proyek lain bareng nulisbuku. so far hidupku sekarang lebih "hidup" ketimbang sebelumnya. hmm cobaan bertubi-tubi yang kayak ga pernah selo buatku selama 3 tahun ini, uda mulai bisa kuterima. well akupun hanya manusia biasa... hahaha, seneng juga ada bbrp teman yang gak komen disini, tapi  langsung kirim ke wat5spa, line dan bbm komentarmya. ttg tokoh alexa yang super duper nyebelin, bahkan mereka  mengira ini myt true story. hehehehe

dibilang true story sih gak juga, tapi.... aku memang memasukkan segala perasaan yang pernah kurasakan dalam setiap tulisanku. well agar tokoh ini lebih bernyawa.

sekian dulu deh intermezzonya, lanjutan re-run bakal ada di 2 mggu lagi. akan diseling-seling dengan bbrp cerita pendek yang akan kumasukkan di buku kompilasi. selamat membaca.. semoga tulisan-tulisan saya dapat memberikan banyak rasa untuk kalian semua

love,

Aline_natasha