Tuesday, February 3, 2015

Eternity

Chapter 1

Every body has a movie in their life. Gila? Yeah inilah dunia. Gila itu bagian dari dunia ini, mau bertahan dengan segala hal yang diluar planningmu? Kamu harus bersiap untuk gila agar bisa melewatinya.
Seperti mereka, ketiga gadis di penghujung usia 20an yang sedang duduk berhadapan di sebuah coffee shop. Maria, bertubuh paling mungil dengan rambut yang bergelombang tergerai sexy melewati pinggang, meskipun paling berwajah imut, tetapi dari segi usia Maria adalah yang paling tua diantara mereka. Hana duduk disampingnya, si sensual itu berkali-kali mengecek make-upnya, memastikan tanpa cacat, extension hair model terbaru tergerai sempurna sampai bahu. Terakhir adalah Natalie yang tampak sibuk mengetik diatas ipadnya, dengan potongan rambut sebahu ala japan-style yang dengan percaya diri diwarnai merah, Look smart dan tegas.
“Nat! taruh itu benda.. atau kulempar nanti!” Hana membentak Natalie yang memang tidak bisa berhenti menyentuh ipadnya.
“Sebentar, masih bikin report. Penjualan bulan ini lumayan naik drastis, ini karena aku bertengkar dengan Aldi hampir di setiap minggu.” Ujar Natalie datar.
“Kalian gila, grafik bertengkar dan omzet penjualan kok dikaitkan. Kalian pasangan gak waras.” Omel Hana lagi, sambil meminum cappucinnonya.
“Memang selalu begitu ya Nat? bertengkar hebat? Lalu penjualan kalian meningkat?” Maria menyela kedua sahabatnya sebelum Natalie akan berbalik membalas Hana.
“Yah, begitulah it’s always happened. Kami kan pasangan gak waras!” dengan kesal Natalie memasukkan Ipadnya ke tas, tak lupa mengambil Marlboro menthol light yang selalu ada di tas hermesnya, segera dinyalakannya dan dihamburkan ke udara, setiap hembusan itu adalah masalah yang ingin Nat keluarkan dari dalam sesak dadanya.
“Aku gak meragukan kalian as a couple Nat.. tapi.. oh come on, dia harus menikahi perempuan lain Nat! leave him! Perjanjiannya untuk kembali padamu setelah bercerai itu bullshit!! “ sekali lagi Hana menceploskan kalimat yang membuat dada Natalie mencelos. Dan si pembuat onar itu tampak tak bersalah dan sedang asik memainkan blackberrynya
“Mar, ada kabar apa dari Rio?” Natalie mengalihkan perhatiannya pada Maria, yang gak lepas dai ponselnya sedari tadi. LDR yang dijalaninya dengan Rio hampir setahun ini cukup berat baginya.
“Dia, sedikit aneh. Aku bertengkar. Tapi.. ah sudahlah malas bicara tentang dia, bicara yang lain saja.” Maria meletakkan ponselnya, lalu memangku dagunya. Pandangannya nanar ke luar jendela.
“Paijoooooo!!!!” tiba-tiba Hana berteriak.
“Kenapa kamu ?” Maria yang kaget spontan memukul punggung Hana.
“How dare!! How dare he…. “ mata hana berkaca-kaca, sekejap tangisnya pecah. Natalie merampas blackberry Hana dan membaca pesan disana. Sebaris kalimat menakutkan dari love of my lifenya.
Bunbun
Mu, kita temenan aja ya… aku menyukai orang lain.

“Hana… “ Natalie meletakkan Blackberry Hana diatas meja, dengan gugup diambilnya lagi sebatang rokok dari tasnya. Sementara Hana menangis di pelukan Maria.
“He slept with me last week!!! How dare!!” Teriakan histeris dan tangisan Hana mengakhiri pertemuan mereka sore itu.
------------------------
Hana
Buat aku, Bun bun adalah segalanya. Impianku sederhana. Memiliki keluarga kecil bersamanya. Memasakkan makanannya, mengasuh anak-anak kami, menyambutnya sepulang kantor, melayaninya sebagai istri yang baik. Istri. Hanya itu cita-citaku being a wife. a housewife. Kisah desperate housewife itu terlalu lebay bagiku. Mana mungkin kamu akan desperate, jika memiliki keluarga kecil dan bahagia bersama orang yang kau cintai? Menghabiskan waktu bersama mereka, melihat mereka tumbuh dan kamu akan menua bersama kekasihmu. Simple, hanya sesimpel itu hidup yang kuangankan. Tiga tahun bersama, menghadapi kedua orangtuanya yang tidak pernah merestui hubungan kami, perbedaan keyakinan yang kami anut, wajah ibunya yang tidak pernah bersahabat, menusukku dari belakang dan mengadu kami berdua. Aku mengalah, setelah bicara dengan ibuku, ak pun berniat mengikuti keyakinannya, buatku Tuhan itu satu, dengan cara apapun kami berdoa itu tidak masalah. Tuhan itu baik, dia akan mendengar semua doa hambanya tanpa peduli dia berasal dari agama apa. Dan setelah semua itu? Buntelan kentut sialan itu mencampakkanku begitu saja, digantikannya aku dengan barbie yang lain. Buntelan kentut itu membawa semua impianku, setelah dia diterima sebagai pegawai pemerintah di sebuah departemen. Dia mencampakanku yang mendoakannya, memberinya dukungan, dan yang setia mengantar jemputnya disaat ujian masuk. Dadaku sesaaaak, sesak penuh amarah, egoku tersakiti.
MARIA
Salah kalau hanya Hana yang paling menderita di coffeeshop tadi. Sebelum kami bertiga bertemu, seharian ini aku stalking facebook Rio, dan menemukan foto profilenya bersama wanita itu. What the hell is going on!!! Aku mengambil banyaaaaaaaaaak resiko ketika memutuskan pacaran dengan pria yang 6 tahun lebih muda dariku ini. Dengan kesungguhannya saat itu, Rio membuatku mengalahkan logika. Setahun yang lalu, dia harus pulang ke Medan. Dengan berat hati kujalani Long Distance relationship ini. Menepis semua pikiran-pikiran buruk yang hinggap dikepalaku kalau ini semua gak akan berhasil. DAMN IT! 5 tahun kujalani ini, dengan usiaku yang sudah lebih 30 ini, dan aku harus patah hati? Tidak! Aku akan bertahan!! Dia gak akan sanggup tanpaku, dia pada akhirnya akan memilihku, dia hanya sedang nakal… nakal diusianya, kenakalan yang wajar. Aku harus sabar… aku akan sabar.
NATALIE
Bagaimana kamu membaca pertanda? Ketika yang disuguhkan padamu adalah banyak kemudahan dan keindahan, tidakkah kamu akan berpikir kalau itu semua adalah sebuah SIGN, tanda… tanda untuk sesuatu yang akan terjadi? Banyak kemudahan dan keindahan berarti pertanda untuk kebahagiaan, sedangkan banyak kesialan adalah pertanda untuk kesedihan. Tapi jangan salah membaca, jika salah… hal sepertiku yang akan didapat.
Aku mengira, segala kemudahan yang kuterima dari Tuhan ketika Aldi datang di kehidupanku adalah sebuah anugerah yang luar biasa. Dekat dia aku nyaman, dekat dia aku merasa dihargai, dekat dia aku merasa disayangi.
Tepat sebelum kalian tahu jika ternyata bisa mengerikan. Menurutmu? Mengerikan tidak, jika malaikatmu… laki-laki yang kamu pikir terbaiiiik didunia, Karena mau membersihkan muntahanmu ketika kamu mabuk, mau menungguimu ketika kamu sakit, menemanimu sepanjang malam menangis, cowok se sweeeet itu, tidak bisa kamu miliki karena keadaan. Jika tidak ada bisnis yang sedang kami bangun bersama ini, mungkin kami sudah tak bersama. Setiap kami bertengkar,omzet penjualan kami meningkat. Kami menyebutnya “pertanda”
Kami complicated, sama-sama tidak pernah menyampaikan dan mengakui saling tertarik, saling ingin menggenggam tapi kami memutuskan untuk tidak peka. Aku dan Aldi saling menjahati, bergantian melontarkan kata-kata sinis, yang selalu berakhir dengan bertatapan plus mata berair. Kami tidak bisa bersama, karenanya kami menepis jauh keinginan untuk bisa bersama. Terlalu panjang jalan yang harus kami lalui, dan semuanya gak mudah untuk dilewati. Kami hanya bisa menghitung waktu, berapa lama kami bisa saling bersisian. Bertengkar sudah menjadi rutinitas, tapi itu gak menghentikan kami untuk tidak saling bertemu. If I’m not wrong we really in love each other…
Bersambung…

No comments: