Tuesday, June 12, 2007

COme to Me..

Malam terus merangkak menuju pagi. Dua manusia masih bersandar pada sebuah tembok. Saling bergumam saling mencaci dan saling memaki, dengan air mata sebagai ujung pamungkas perseteruan yang tiada ujung ...

“Aku mungkin lelaki lemah, yang hanya bisa mencium kakimu..memohon cinta darimu, aku rela lakukan apapun untuk dapatkan kau dipelukku…”

“ Aku, juga inginimu…aku mau dirimu…”

“Lalu? Apalagi yang kau tunggu? Ayo pergi bersamaku..” ujar lelaki itu sambil mengangsurkan tangannya pada si gadis. Si gadis memandangi tangan lelaki itu, tampak menjanjikan kebahagiaan. Tangannya mulai terulur hendak meraih tangan lelaki itu…tapi kemudian ditepisnya tangan lelaki itu.

“Aku tidak bisa..”

“Kenapa? Kau bilang kau ingin bersamaku…tapi kenapa kau tak punya sedikit keberanian untuk lari?”

“I don’t know you….but I want you…”

“do you love me?” si gadis bungkam…

“do you love me?”

“not yet…”

“do you love him?”

“don’t ask…”

“apa yang kurang dariku? Sejauh apapun jarakku denganmu…semua kulalui…apapun yang kau pinta….kuberikan kau segalanya….aku bagai anak kucing yang hanya mampu mengikuti majikannya…..berharap diberi sekerat daging…jika menurut pada majikanku..”

“jangan bicara seperti itu!!”

“Aku melayanimu…kuberikan hidupku padamu….sampai matipun aku akan tetap memuja kecantikanmu…”

“hentikan!! Kau sakiti hatiku…”

“sakit? Seperti apa sakitmu? Apa sama denganku?”

“diam!!”

“aku tahu kau suka dipuja…aku tahu kau suka dimanja….aku mengerti setiap inchi darimu…bahkan yang terbusuk sekalipun…tak apa…akan tetap kupuja dirimu…karena bagiku kau adalah bidadari tanpa cela…beriku harapan tuk bisa mencinta”

“maafkan aku…bukan maksudku menyakitimu…”

“tak apa, kamu bukan tidak punya hati….kamu hanya manusia serakah…yang mungkin perlu belajar untuk lebih bersyukur…” si lelaki beranjak dari duduknya….menatap bidadarinya sesaat lagi…

“jika setelah ini, aku tak bisa…bertemu dan bersamamu lagi….menikmati kenikmatan semu ini…maka doakanlah aku…supaya aku bisa tenang di surga…”

“apa maksudmu?”

“Kau tahu bidadariku? Banyak orang yang mati karena mencintai…beda dengan dicintai…tak perlu banyak energi untuk merasakan sakit hati…sampai jumpa lagi bidadari cantikku….”

“Jangan Pergi….jangan pergi…jangan pergi….” Bisik si Gadis lirih sambil terisak. Langit berwarna jingga, ketika lelaki itu beranjak pulang…kearah bulan mulai menghilang..bersama lara yang menggantung di bahunya.

No comments: