Sunday, January 3, 2016

re -run 7

duduk didalam kereta ini menuju osaka castle bersamanya, seorang pria yang  sering mengamatiku di sebuah kantin 4 tahun lalu di jogja.

kami duduk berseberangan, sesekali aku meminta dia untuk meng-candid fotoku, nyaman juga ada teman seperjalanan, ada yang mengambilkan gambar untukmu. dan sepertinya dia sangat menikmati perannya sebagai guide sekaligus potografer pribadi. salah sendiri memaksa untuk menemaniku jalan-jalan.

"Alexa, lihat keluar... "

aku menolah ke jendela... ratusan pohon sakura mekar disepanjang jalan.. "cantiiiiiiiiik" ak menjerit kegirangan.

"ayo turun disini!" abimanyu menyambar tanganku.. di stasiun sakuranomiya kami berhenti. kota ini seperti namanya, ratusan, ah mungkin ribuan bunga sakura bertebaran... 

"aku mau tinggal disini."

"Mimpi! kamu harus pulang alexa! calon suamimu nunggu!!"

abimanyu melangkah mendahuluiku, dengan kameranya dia mulai mengambil gambar. aku ikut mencari spotku sendiri.

"Alexa."

seperti film, seketika aku menolah dia menyerangku dengan jepretan berkali-kali dari canon-nya

"kamu segitu ngefansnya sm aku ya mas bim. ga perlu nyolong-nyolong gt jg ak pasrah kok kalo km mau ambil poto." ujarku sambil kembali fokus dengan spot buruanku7, langit sore dan hamparan sakura

"hidup gak akan bisa diulang alexa, semua pilihan yang kau genggam akan kau genggam selamanya.. itu namanya komitmen."

"situ curhat bim? karena dulu ga mendekati saya dari awal ketemu di kantin."

"saya mengingatkan kamu yang masih galau jadi istri orang. kalau saya.. saya tegas pada pilihan saya."

"Jangan JATUH CINTA SAMA  SAYAAAAA!" teriakku 

"Kamu yang gak akan pernah lupa sama saya." ujarnya sambil mengulurkan hot coklat kalengan yang dibelinya di vending machine .

kami menyesap coklat panas itu dalam diam, komitmen.. seperti itulah.. hal yang paling aku takutkan, sejak aku harus kehilangan Dylan, tidak pernah menyangka Dylan akan pergi begitu saja dengan perempuan itu, sementara selama ini dia tau aku mengharapkannya. ya aku patah hati berat. 

"Alexa, mas gak sama dengan yang lain." seolah-olah tahu isi kepalaku, abimanyu merangkul bahuku.

"sama... cuma mas gak vulgar."

"karena yang kamu butuhkan dimengerti bukan di hakimi"

"jangan ikut antri di depan loketku ya."

"dari awal aku lebih suka jadi penonton, sejak melihatmu menumpahkan kecap di bajumu sendiri Alexa."

"sialaaaaan!" aku tertawa dan menghujaninya dengan cubitan, rasanya sudah lama sekali aku tidak tertawa selepas ini. senja, sakura dan kamu abimanyu.



bersambung re-run 8

No comments: